NGEPEL!!!

sumber: freepik.com

Pagi itu, aku mengendap pelan menuju kamar. Setelah sampai di depan pintu, dadaku bergemuruh. Berdegup kencang, mengingat derit pintu kamarku lumayan berisik. Benar saja saat kutarik gagang pintu pelan, terdengar langkah kaki mendekat. Kuhentikan sejenak menarik gagang pintu. Langkah kaki itu tak terdengar lagi. Kulanjutkan membuka pintu dengan mengangkatnya sedikit. Butuh perjuangan hingga akhirnya aku bisa masuk kamarku. 

Aku menghela nafas lega. Tiba-tiba langkah itu mendekat. Membuka pintu kamarku dan menerobos masuk. Dadaku makin tak karuan. Aku ketakutan.

"Ibu sudah bilang jangan masuk kamar dulu! Lantainya belum kering. Tuh kan jadi kotor lagi lantainya!"

Aku pun bergegas mengambil alat pel dan membersihkannya.

posted under | 0 Comments

Hambar!



sekuat ini, selemah ini
kepada malam, ku bersenandung
menyuarakan angin yang tak lagi kencang
bukan karena sekuat ini, atau selemah ini

sekuat ini, selemah ini
kepada malam, ku berujar
betapa heningnya jalan ini
apa orang-orang sudah meninggalkanku?
atau..
ah, aku memilih malas untuk menyalahkan diri

sekuat ini, selemah ini
kepada malam, ku bisikkan maaf
yang dalam,
tapi tak sekuat ini, atau selemah ini

posted under | 0 Comments

PING !!!

Tak asing lagi dengan istilah PING !!!. Banyaknya smartphone yang beredar sekarang ini membuat Instant Messenger yang sebelumnya hanya untuk kaum elit, menjadi 'peliharaan' sehari-sehari setiap orang. Kenapa 'peliharaan'? Blackberry Messenger atau sering dikenal dengan BBM -dan banyak juga yang hanya menyebutnya BB (Blackberry)- menjadi peliharaan orang-orang kebanyakan sekarang, karena harus diberi makan setiap harinya. Dengan Public Message (PM), Display Picture (DP), mereka memberi makan IM tersebut.
Untuk memberi 'makan' BBM, mereka tak segan untuk berfoto narsis di tempat-tempat yang mereka kunjungi. Tempat-tempat yang mereka kunjungi itu pun tak hanya di satu atau dua tempat. Tapi ...

Tulisan di atas merupakan draft tahun 2014 yang baru tersentuh hari ini. Benar-benar usang. Ini seperti istilah kiasan old but gold, usang tetapi masih bermakna. Sesuatu yang usang kadang memberikan sedikit-banyak jejak di garis perjalanan hidup seseorang. Menjadi sejarah yang membuktikan bahwa ke-instant-an sama sekali tak berperan dalam hal belajar. Perubahan selalu lahir dari kemauan dan perbuatan belajar. Kewajaran yang ada dalam belajar yaitu melakukan kesalahan. Jadi, kesalahan dalam proses belajar sebenarnya bukan benar-benar kesalahan karena ia adalah salah satu unsur di dalam belajar. 

Tak sedikit dari kita setelah melakukan kesalahan, takut mencoba lagi. Banyak alasan, salah satunya tak ingin merasa bodoh untuk melakukan hal yang sama. Atau takut gagal lagi sebelum mencoba. 

Dompet Usang, ingin melawan rasa takut itu dengan menulis sedikit demi sedikit apa yang ada di kepala. Ketika menuangkannya ke dalam kalimat, walaupun belum tertata lama kelamaan akan menimbulkan perubahan. Yuk simak perubahan-perubahan tersebut di postingan-postingan selanjutnya.

posted under , | 0 Comments

Maaf


rindu yang menggebu tak lagi menderu
tak bisa terbang melayang melewati awan
ada apakah gerangan?

ah, tak usah lagi dipikirkan
toh semuanya tak bisa diulang
meniti saja di atas jalan
walau setapak dari peraduan

langit membentang luas
tak ada yang mencegah memandang
tak ada yang menghalang

laut terhampar luas
entah misteri apa yang berada
haruskah ku menemukan misterinya?
dan meninggalkan luasnya langit?

posted under , , | 0 Comments

Kepada Malam


sekuat ini, selemah ini
kepada malam, ku bersenandung
menyuarakan angin yang tak lagi kencang
bukan karena sekuat ini, atau selemah ini

      sekuat ini, selemah ini
      kepada malam, ku berujar
      betapa heningnya jalan ini
      apa orang-orang sudah meninggalkanku?
      atau..
      ah, aku memilih malas untuk menyalahkan diri

sekuat ini, selemah ini
kepada malam, ku bisikkan maaf
yang dalam,
tapi tak sekuat ini, atau selemah ini

posted under , , | 0 Comments

Rindu Titik

aku rindu pada air deras
yang meretas semua kelas
dalam raungan waktu
yang tak pernah tahu sesuatu
dan berakhir pada sebuah detik
yang biasa kusebut titik

posted under , | 0 Comments

Aku dan "Perfect Timing"



Sepertinya semakin lama hidup, semakin tahu banyak tentangnya. Seperti yang sering ku alami. Dari sekolah tingkat dasar hingga menengah atas, sering aku datang ke sekolah lebih awal dari teman-teman. Padahal, bangun tidur pun tidak terlalu awal. Entah alasan apa yang bisa membuatku seperti itu.

Semakin lama hidup, semakin bosan tentangnya. Seperti kebiasaan itu yang sudah mulai memudar. Ya.. Walau kadang masih berangkat lebih awal dari teman-teman.

Semakin lama hidup, semakin terlihat tentangnya. Kebiasaan-kebiasaan yang sedari kecil sudah tertanam dalam diri, sekarang pun mulai terlihat hasilnya. Walau sebenarnya itu pun belum maksimal. Banyak yang kebiasaan-kebiasaan itu memudar dan akhirnya pun hilang.

Semakin lama hidup, semakin tahu segala sesuatu ada keterkaitannya. Menghargai waktu adalah hal yang sulit untuk dilakukan bagi sebagian besar negara kita ini. Lebih suka beranggapan segala sesuatunya akan "molor" melebihi waktu yang telah ditentukan. Tak jarang acara-acara yang yang aku juga pernah berpartisipasi di dalamnya, "membudayakan" kebiasaan buruk tadi.

Yah.. Memang keadaan, aktivitas, bahkan mood pun mempengaruhi seseorang untuk menepati waktu yang telah ditentukan. 

Dan semakin lama hidup, aku tahu kalau segala sesuatu pasti ada balasannya. Tak peduli itu akan terjadi langsung, atau di kemudian hari.

Perfect Timing. Sering juga aku mendapat hal tersebut. Ketepatan waktu yang tak diduga-duga selalu memberi kemudahan di setiap hari-hariku. 

Waktu tak bisa dikendalikan, tapi ia akan memberi sedikit kesempatan kepada kita untuk mengaturnya selama kita masih bisa menghargainya.
Hanya itu. 

Older Posts
Powered by Blogger.
Blogger Template by Basnetg.com

Teman

Banyak Dibaca